Monday, March 4, 2013

pengetian NFS


Network File System (NFS) memungkinkan remote host untuk mounting storage yang berada pada server dan mengakses file-file yang berada pada storage tersebut seolah-olah storage tersebut di-mount ­secara lokal. Hal ini memungkinkan Administrator sistem untuk dapat membagi space pada storage yang dimiliki server kepada beberapa client.

Saat ini terdapat 3 versi dari NFS , yaitu NFS versi 2 (NFSv2) , NFS versi 3 (NFSv3) , dan NFS versi 4 (NFSv4). NFSv2 merupakan yang paling tua dari versi yang lain dan paling banyak didukung oleh berbagai sistem. NFSv3 memiliki lebih banyak fitur dibandingkan pendahulunya seperti sudah mendukung file 64bit, file yang lebih besar dari 2 GB, penulisan ke server secara Asynchronous , dan Error Handling yang baik. Sedangkan NFSv4 dapat bekerja melalui firewalls dan Internet, tidak lagi membutuhkan portmapper, mendukung ACLd, dan menggunakan protokol yang dapat me-maintain state.

Semua versi dari NFS dapat menggunakan TCP (Transmission Control Protocol) sedangkan hanya NFSv2 dan NFSv3 yang dapat menggunakan UDP (User Datagram Protocol), protokol yang tidak dapat me-maintain state. Ketika menggunakan NFSv2 atau NFSv3 dengan UDP, koneksi UDP yang stateless memiliki waktu overhead yang lebih kecil dibandingkan dengan TCP. Namun TCP memiliki performa yang lebih baik pada jaringan yang non-congested. Jika menggunakan TCP , apabila server NFS mati tiba-tiba , hal tersebut tidak akan mempengaruhi client dan cookie pun akan tetap tersedia. Namun jika menggunakan UDP yang stateless, Client akan terus mengirim request ke server sehingga jaringan menjadi penuh. Oleh karena itu , protokol yang lebih banyak digunakan untuk koneksi ke NFS server adalah TCP.

No comments:

Post a Comment

    Twitter Facebook Feedburner Google +1 youtube flickr